rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Tuesday, November 12, 2013

ILMU TANPA AGAMA BUTA, AGAMA TANPA ILMU LUMPUH

Ilmu dan Agama Dalam Perspektif
Albert Einstein, setelah menulis artikel pertamanya “gerakan brownian” pada tahun 1905 mencakup penelitian tentang gerakan Brownian. Teori ini menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena masih kurang penjelasan yang memuaskan setelah ia mengamati dalam beberapa dekade, memberikan bukti empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom dan juga meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial. Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguna, tetapi fisikawan dan kimiawan berdebat dengan sengit apakah atom itu benar-benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop biasa. Berangkat dari hal tersebut maka atom dapat di definisikan sebagai energi yang kekal dan pada saat itu juga Einstein berpendapat bahwa “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh”.  Ada dua point disini pertama tentang pentingnya agama untuk ilmu pengetahuan dan yang kedua perlunya ilmu dalam pengamalan agama.
Secara terminologi ilmu menurut kamus bahasa Indonesia, adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut. Lexy J. Moleong melihat ilmu sebagai pengetahuan yang didapatkan melalui proses kegiatan ilmiah. Oleh karena itu menurut Jujun S. Suriasumantri pengetahuan ilmiah tidak sukar untuk diterima sebab pada dasarnya ia dapat diandalkan dengan suatu fakta dan argumentasi yang komprehenshif, meskipun tentu saja tidak semua masalah dapat dipecahkan secara keilmuwan. Dengan demikian, ilmu dalam pengertian ini didasarkan pada suatu fakta dan argumentasi yang berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Alan H. Goldman lebih melihat bahwa ilmu sesuatu yang diperoleh pada rujukan-rujukan tertentu yang diyakini kebenarannya, “knowledge is belief that is best explained by reference to its truth”. Dengan demikian, maka ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan melalui proses kegiatan ilmiah dan telah teruji kebenarannya berdasarkan dalil-dalil yang sahih yang berlaku universal.
Secara terminologi Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a tidak dan gama kacau serta dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan kepribadian kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah yang behubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Menurut Albert Einstein (1879-1955) seperti dikuti oleh Burhanuddin Salam, agama adalah kegiatan mengagumi dengan rendah hati roh yang tiada terbatas luhurnya, yang menyatakan dirinya dalam bagian yang kecil-kecil yang dapat disadari dengan akal. Agama juga diartikan dengan keyakinan yang sangat emosional akan adanya suatu daya pikir yang luhur yang dinyatakan dalam semesta alam yang tak dapat dipahami.
Bruno Guiderdoni (dalam M. Ridwan) mengemukakan pendapat yang disertai pula penalaran terhadap konsep agama. Dia membedakan istilah sains dan agama dalam banyak definisi, yaitu :
1.       Bahwa sains menjawab pertanyaan “bagaimana”, sedangkan agama menjawab pertanyaan “mengapa”.
2.       Sains berurusan dengan fakta, sedangkan agama berurusan dengan nilai atau makna.
3.       Sains mendekati realitas secara analisis, sedangkan agama secara sintesis.
4.       Sains merupakan upaya manusia untuk memahami alam semesta yang kemudian akan mempengaruhi cara hidup kita, tetapi tidak membuat kita menjadi manusia yang lebih baik. Sedangkan agama adalah pesan yang diberikan Tuhan untuk membantu manusia mengenal Tuhan dan mempersiapkan manusia untuk menghadap Tuhan.
Hubungan Antara Ilmu dan Agama
Secara terminologis agama adalah tidak kacau akan tetapi yang terjadi hari ini adalah orang-orang yang memiliki agama yang senang membuat kekacauan, hal ini terjadi karena kurangnya ilmu yang dimiliki individu dalam memecahkan suatu masalah. Pada dasarnya, ilmu merupakan segala sesuatu yang diketahui manusia. Sedangkan agama merupakan kumpulan keyakinan, kepercayaan, hukum-hukum, dan etika-etika yang bertujuan untuk menyempurnakan dan mengatur kehidupan manusia menuju kepada kebaikan di dunia dan akherat.
Ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat membantu memberikan jawaban terhadap masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu.
Agama berhubungan dengan Tuhan, ilmu berhubungan dengan alam, agama membersihkan hati, ilmu mencerdaskan otak, agama diterima dengan iman sedang ilmu diterima dengan logika dan bersifat rasional, yaitu dapat dipahami dan diterima nalar. Jadi, bisa di katakan bahwa agama dan ilmu adalah dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain ibarat nafas dan kehidupan, tiada kehidupan tanpa nafas demikian juga tiada nafas tanpa kehidupan keduanya mempunyai peran masing-masing , namun saling melengkapi dan saling mendukung satu dengan yang lain. Bila salah satunya tidak ada, maka tidak akan ada kehidupan.
Pada suatu wawancara, Einstein mengatakan, “Beberapa orang berpandangan bahwa agama tidak sejalan dengan kebenaran ilmiah. Saya adalah seorang periset sains, saya sangat mengetahui bahwa saat ini ilmu pengetahuan hanya dapat membuktikan keberadaan sebuah benda, tetapi tidak dapat membuktikan ketiadaan suatu benda. Oleh karena itu, jika kita masih belum dapat membuktikan keberadaan benda-benda tertentu, tidaklah dapat disimpulkan bahwa benda itu tidak ada.”
Einstein lebih lanjut memberikan contoh tentang penemuan inti atom. Dia berkata, “Sebagai contoh, bila beberapa tahun lalu, ketika kami belum dapat membuktikan keberadaan inti sebuah atom, seandainya kami dengan ceroboh menyimpulkan bahwa inti atom tidak ada, maka dalam perspektif hari ini, bukankah kami telah melakukan kesalahan yang sangat besar?”

         Meskipun pendekatan yang digunakan keduanya berbeda (ilmu dan agama) atau bahkan bertentangan, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu menegaskan makna dan hakekat nilai kemanusiaan dan kehidupan manusia.

| Free Bussines? |

3 comments:

  1. Nice,...
    Tp bukannya Quote nya terbalik, Seharusnya
    "Ilmu tanpa Agama Lumpuh, Agama tanpa Ilmu Buta"

    “Science without religion is lame, religion without science is blind.”

    ReplyDelete
  2. Ilmu tanpa agama buta berarti ilmu yang tidak disertai keimanan terhadap agama akan membahayakan karena tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang jahat. Agama tanpa ilmu lumpuh artinya agama yang tidak didasarkan pada ilmu akan tidak berdaya. Jadi yang tepat memang "science without religion is blind, religion without science is lame"...

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih komentarnya, membantu dalam meringkas soal untuk UTS :D

      tinggal jejak. http://ads.coach

      Delete