rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Wednesday, October 30, 2013

Pembelajaran Berbasis Inkuiri

A.     Pendahuluan
Model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman pada tahun 1962 yang memandang hakikat belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam Edi Hendri M., Suchman mengemukakan inti gagasan model inkuiri adalah (1) siswa akan bertanya (inquire) bila mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan, kurang jelas atau kejadian aneh (discrepant event); (2) siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis strategi berpikir mereka; (3) strategi berpikir dapat diajarkan dan ditambahkan kepada siswa, dan (4) inkuiri dapat lebih bermakna dan efektif apabila dilakukan dalam konteks kelompok.
Model pembelajaran inkuiri ilmiah (Scientific Inquiry Learning Model) merupakan salah satu model yang memenuhi karakteristik dasar suatu model dan kondusif bagi pengimplementasian pendekatan kontruktivisme

B.      Pengertian Inkuiri
Inkuiri secara terminologis berasal dari kata bahasa inggris, yaitu ‘to inquire’. Dalam Oxford Dictionary, sama dengan ‘enquire atau enquiry’ yang artinya ‘ask somebody for information about something, ‘request for information about something; investigation’ atau ‘act of asking questions or collecting information about something or somebody’. Jadi, inkuiri diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.
Dari  sudut  pandang  pembelajaran,  model  umum  inkuiri  adalah  strategi belajar  mengajar  yang  dirancang  untuk  membimbing  siswa  bagaimana  meneliti masalah  dan  pertanyaan  berdasarkan  fakta.  Pembelajaran  inkuiri  merupakan kegiatan  pembelajaran  yang  melibatkan  secara  maksimal  seluruh  kemampuan siswa  untuk  mencari  dan  menyelidiki  sesuatu  (benda,  manusia  atau  peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Joyce (Gulo, 2005) mengemukakan kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa, yaitu : (1) aspek sosial di dalam kelas dan suasana bebas-terbuka dan permisif yang mengundang siswa berdiskusi; (2) berfokus pada hipotesis yang perlu diuji kebenarannya; dan (3) penggunaan fakta sebagai evidensi dan di dalam proses pembelajaran dibicarakan validitas dan reliabilitas tentang fakta, sebagaimana lazimnya dalam pengujian hipotesis. Piaget  mendefinisikan model inkuiri sebagai pembelajaran  yang  mempersiapkan  situasi  bagi  anak  untuk  melakukan eksperimen  sendiri;  dalam  arti  luas  ingin  melihat  apa  yang  terjadi,  ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas.
Trowbridge & Bybee mengemukakan “Inquiry is the process of defining and investigating problems, formulating hypotheses, designing experiments, gathering data, and drawing conculations about problems”. Menurut mereka inkuiri adalah proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan atau suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah. Berdasarkan rumusan di atas maka dapat disimpulkan inkuiri adalah sebuah proses pembelajaran atau strategi pembelajaran dimana guru dan siswa sama-sama menjadi subjek dan objeknya adalah pengetahuan itu sendiri atau dengan kata lain pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

C.      Tahapan Pembelajaran inkuiri
Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah; kemampuan yang dituntut adalah : (a) kesadaran terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah dan (c) merumuskan masalah.
2) Mengembangkan hipotesis; kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini adalah : (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b) melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan merumuskan hipotesis.
3) Menguji jawaban tentatif; kemampuan yang dituntut adalah : (a) merakit peristiwa, terdiri dari : mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari : mentranslasikan data, menginterpretasikan data dan mengkasifikasikan data.; (c) analisis data, terdiri dari : melihat hubungan, mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasikan trend, sekuensi, dan keteraturan.
4)   Menarik kesimpulan; kemampuan yang dituntut adalah: (a) mencari pola dan makna hubungan; dan (b) merumuskan kesimpulan
5)      Menerapkan kesimpulan dan generalisasi

D.     Tujuan Pembelajaran Inkuiri
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal; namun sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
Seperti yang dapat disimak dari proses pembelajaran, tujuan utama pembelajaran melalai strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.

E.      Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inkuiri
     Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena  memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:
1)     Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,  sehingga pembelajaran melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
2)    Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3)  Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4)    Keuntungan lain adalah dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Di samping memiliki kelebihan, pembelajaran ini juga mempunyai kekurangan, di antaranya:
1)   Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3)   Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.


4)  Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka  strategi  ini tampaknya akan sulit diimplementasikan.

| Free Bussines? |

No comments:

Post a Comment