EMPLOYABILITY SKILLS PADA MAHASISWA: STUDI PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, SISTEM
PEMBELAJARAN DAN SELF CONCEPT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
(2016)
Mahmud
Amir
Email
: m4hmoudamir@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini menemukan bukti-bukti empirik serta model hubungan
struktural lingkungan belajar, sistem pembelajaran, dan self concept terhadap employability
skills pada mahasiswa Fakultas Teknik universitas Negeri Makassar.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik path
analysis. Populasi penelitian adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar tahun akademik 2015/2016. Sampel penelitian
berjumlah 124 mahasiswa dipilih secara proportionate stratified random
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala
Likert. Hasil penelitian pada model struktural menemukan bahwa (1) Terdapat
pengaruh positif lingkungan belajar terhadap employability skills mahasiswa
sebesar 0,19. (2) Terdapat pengaruh positif sistem pembelajaran terhadap employability
skills mahasiswa sebesar 0,21. (3) terdapat pengaruh
positif self concept terhadap employability
skills mahasiswa sebesar 0,18. (4) Terdapat pengaruh positif
lingkungan belajar terhadap self concept mahasiswa sebesar
0,19. (5) Terdapat pengaruh positif sistem pembelajaran terhadap self
concept mahaiswa sebesar 0,17. (6) tidak terdapat pengaruh tidak
langsung secara positif lingkungan belajar terhadap employability
skills mahasiswa melalui self concept sebesar 0,03.
(7) tidak terdapat pengaruh tidak langsung secara positif sistem pembelajaran
terhadap employability skills mahasiswa melalui self
concept sebesar 0,03. Employability skills mahasiswa
dapat dilakukan melalui pengembangan lingkungan yang baik, sistem pembelajaran
yang tepat, dan self concept mahasiswa itu sendiri.
Kata kunci: employability skills, lingkungan
belajar, sistem pembelajaran, self concept.
Download full
tesisnya disini dan jurnalnya disini versi ms. offic* silahkan
kirim email. Terima kasih semoga bermanfaat.
Pendahuluan
Dibentuk dan akan diberlakukannya blok-blok perdagangan regional
seperti European Common Market (ECM) lalu menjadi European
Economics Community (EEC), North American Free Trade Area (NAFTA), Asean
Free Trade Area (AFTA), Asia Pacific Economics
Cooperation (APEC), dan Asean Economi Community (AEC)
merupakan wujud nyata era liberalisasi ekonomi yang meliputi perdagangan bebas,
dan terbuka. Era perdagangan bebas membawa dampak ganda, disatu sisi, era
globalisasi membuka peluang kerjasama yang seluas-luasnya antar negara, disisi
lain harus diterima sebagai era persaingan yang kompetitif dan massif. Negara
Indonesia dalam meningkatkan daya saing dengan membentuk keunggulan kompetitif
di semua sektor, baik sektor riil maupun jasa dengan mengandalkan kemampuan
SDM, teknologi, dan manajemen merupakan tantangan utama. Pada akhir tahun 2015
adalah awal terbentuknya masyarakat ekonomi ASEAN dan itu ditandai oleh ekonomi
berbasis pengetahuan (knowledge based economy), di mana pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa dipengaruhi oleh kemampuannya menguasai
dan mengkapitalisasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Era ini juga diwarnai oleh
makin kuatnya kecenderungan sistem terbuka yang menimbulkan persaingan global,
sehingga syarat mutlak suatu bangsa khususnya bangsa Indonesia agar unggul di
setiap lini persaingan adalah meningkatkan daya saing bangsa.
Di era ekonomi berbasis pengetahuan, lingkungan tempat kerja berubah dengan
cepat. Salah satu ciri utama industri berbasis pengetahuan adalah semakin
meningkatnya kebutuhan akan atribut-atribut keterampilan generik yang harus
dimiliki oleh para pekerja. Selain memiliki keterampilan teknis dalam
bidangnya, pekerja juga harus memiliki keterampilan-keterampilan yang bersifat
generik dan dapat ditransfer ke dalam berbagai bidang pekerjaan[1]. Keadaan ini memberikan tantangan secara terus-menerus
pada dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi untuk dapat menghasilkan
lulusan dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Tantangan
terbesar dunia pendidikan saat ini adalah menghasilkan lulusan yang mempunyai
kemampuan akademik (academic skills), kemampuan teknis (technical
skills), dan employability skills yang seimbang.
Apabila kesenjangan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja
dihubungkan dengan dunia pendidikan, maka permasalahan ini berkaitan dengan
persoalan mutu dan relevansi hasil-hasil pendidikan. Dunia pendidikan,
khususnya perpendidikan tinggi dihadapkan pada persoalan bagaimana menghasilkan
lulusan dengan kualifikasi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja sehingga
tingkat penyerapan lulusan di dunia kerja semakin meningkat. Tingkat
keterserapan lulusan di dunia kerja perlu menjadi perhatian penyelenggara
pendidikan tinggi saat ini. Kriteria kualifikasi yang disyaratkan pasar kerja
di era ekonomi berbasis pengetahuan menjadi sangat penting untuk diperhatikan
oleh para penyelenggara pendidikan tinggi agar lulusannya dapat terserap ke
dunia kerja terlebih lagi bagi pendidikan tinggi vokasi seperti diploma tiga,
haruslah dapat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan secara berkualitas
sehingga lulusannya mampu memenuhi kriteria kualifikasi yang ditentukan dunia
kerja[2]. Laporan dari United Nations Development
Programme (UNDP) tahun 2014 menunjukkan urutan Indonesia dalam peringkat dunia
berdasarkan human development index berada pada urutan 108
yang diukur dari tingkat pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala[3]. Data pada tahun 2014 yang dikeluarkan oleh the
learning curve pearson memaparkan Indonesia menduduki posisi ke 40
dengan indeks ranking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84[4]. Berdasarkan data yang ada, maka Indonesia seharusnya
melakukan perbaikan dengan cara-cara yang ekstrem melalui berbagai macam
regulasi agar para lulusan mampu menghadapi kebutuhan tuntutan dunia kerja.
Employability skills tidak hadir begitu saja akan tetapi melalui sebuah proses yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, keterampilan ini tentu saja
dibentuk oleh sebuah tatanan dalam suatu institusi sekolah maupun kampus. Dalam
sebuah bangunan sistem institusi maka komponen didalamnya adalah lingkungan,
regulasi, dan individu itu sendiri. Lingkungan pada kampus, baik itu lingkungan
belajar maupun lingkungan sosial kampus memberikan dampak terhadap employability
skills mahasiswa, lingkungan kampus dengan berbagai keterbatasan yang
ada seperti halnya lingkungan dalam perspektif pembelajaran dalam hal ini
infrastruktur dan suprastruktur yang cukup memadai dan profesionalnya tenaga
pendidik, tentu memberikan konstribusi yang besar terhadap employability
skills mahasiswa.
Dengan berbagai kemajuan dan perkembangan teknologi maka pembelajaran sebagai
sistem yang saling berkaitan dapat dibentuk dengan mudah seperti halnya
strategi belajar mengajar yang di mediasi oleh beberapa media dalam
pembelajaran cukup memudahkan tenaga pendidik dalam pencapaian tujuan terhadap
peserta didik, akan tetapi perkembangan employability skills peserta
didik masih saja kurang maksimal hal ini ditandai oleh beberapa perusahaan yang
masih saja menerapkan pola penerimaan karyawan secara konvensional yaitu dengan
melihat pengalaman kerja para pelamar. Mahasiswa sebagai individu yang terus
berusaha mencapai tujuannya dibarengi dengan self concept yang
ada pada dalam dirinya, self concept terbentuk dari beberapa
interaksi yang ada disekitar mahasiswa dan memberikan realitas yang semestinya
dilakukan oleh mahasiswa dalam hal ini kesadaran akan kebutuhan berbagai macam
keterampilan dalam menopang hidup mahasiswa kedepan, kesadaran akan pentingnya
suatu entitas yang terbentuk dari dirinya atau biasa disebut dengan
kreatifitas. Interaksi pada self concept yang dimaksud dalam
hal ini adalah lingkungan kampus dan sistem pembelajarannya, apabila lingkungan
dan sistem pembelajaran masih belum maksimal dalam setiap fungsinya maka
pengembangan self concept mahasiswa tidak akan terjadi atau
masih pada taraf stagnan.
Berangkat dari hal yang sebelumnya telah diuraikan maka dari itu employability
skills mampu menjawab kebutuhan industri dalam hal penerimaan
karyawan. Variabel lingkungan, sistem pembelajaran, dan self
concept masing-masing saling berinteraksi untuk pencapaian tujuannya
oleh karena itu perlu kiranya mencari hubungan dan melihat berapa besar
hubungan untuk menemukan bukti empirik serta model struktural antara lingkungan
belajar, sistem pembelajaran, dan self concept dalam
mengembangkan kompetensi employability skills mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survei dengan teknik analisis jalur
(path analysis)[5]. Variabel terdiri dari
variabel eksogen yaitu lingkungan belajar, sistem pembelajaran, dan self
concept, serta variabel endogen adalah employability skills.
Jika dilihat dari penyusunan model serta cara kerjanya, analisis jalur adalah
suatu teknik analisis statistik yang dikembangkan dari regresi berganda.
Penelitian dilaksanakan dengan metode survei menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat
akhir FT UNM tahun akademik 2015/2016 dengan jumlah 124 mahasiwa dengan teknik
penentuan sampel proportionate stratified random sampling[6] dimana sampel penelitian diambil secara
proporsional dan acak pada setiap jurusan. Data dikumpulkan dengan cara self-administrased
questinnaires yaitu responden menjawab pernyataan yang terdapat dalam
kuesioner tanpa dibantu oleh petugas pengumpul data. Dari hasil pengumpulan
data terdapat 124 kuesioner yang diisi secara lengkap dan benar hingga layak
untuk dianalisis lebih lanjut maka dari itu tingkat partisipasi responden
sebesar 100%.
Instrumen pengumpul data meliputi kuesioner lingkungan belajar,
sistem pembelajaran, self concept, dan employability
skills. Kuesioner lingkungan belajar dikembangkan oleh peneliti dari
beberapa kajian literatur yang relevan Hasbullah (2006), Naibaho
(2010), Robbins (2007) Stephen Rushton dan Elizabeth Larkin (2011) yang
meliputi lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial kampus.
Kuesioner sistem pembelajaran dikembangkan oleh peneliti melalui beberapa
kajian literature yang relevan Sofan Amri (2013), Atwi Supratman (2012),
Puspa Setia Pratiwi (2009), I Made Suarta (2012) dengan indikator tujuan,
materi, strategi dan metode penyampaian, alat dan sumber belajar, dan evaluasi,
indikator sistem pembelajaran dikembangkan kedalam dimensi yang lebih kecil
lagi. Variabel self concept dikembangkan oleh peneliti melalui
beberapa kajian literatur yang relevan Sahputra (2009), Tri Ani Hastuti (2011),
Irawati (2012), Baumeister (1999), Carl Rogers (1959) yang meliputi self
image, self esteem, dan ideal self. Instrumen
penelitian menggunakan skala likert 1-4 dari gradasi negatif
ke positif.
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi product moment dengan
bantuan beberapa software yang relevan, dalam penelitian
ini software yang digunakan adalah Statistical Product
and Service Solution (SPSS) versi 23. Dari hasil uji
coba instrumen penelitian yang diuji cobakan pada sample yang memiliki karakter
yang sama dengan populasi, dengan jumlah sampel 30 orang diperoleh kesimpulan
bahwa dari 27 butir pernyataan terdapat 25 butir yang valid dan reliabel
(0,889) dan 2 butir yang tidak valid/gugur karena nilai rhitung lebih
kecil dari rtabel (n=30, α=0.0.5, r=0.361).
Variabel lingkungan belajar (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 16 butir
pernyataan, terdapat 14 butir yang valid dan reliabel dengan nilai Cronbach’s
Alpha sebesar 0,812 serta 2 butir yang tidak valid/gugur. Variabel
sistem pembelajaran (X2) diperoleh kesimpulan bahwa dari 14 butir pernyataan,
13 butir yang valid dan reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,901 serta 1 butir yang tidak valid/gugur. Untuk variabel self
concept (X3) diperoleh kesimpulan bahwa dari 12 butir terdapat 11
butir pernyataan yang valid dan reliabel dengan nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,825 serta 1 butir yang tidak valid/ gugur. Hasil dari perhitungan validitas
butir menunjukkan bahwa butir angket valid dengan keterangan pada taraf
signifikansi α = 0,05 dan bernilai positif.
Hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis jalur, pada
dasarnya analisis jalur adalah gabungan dari analisis faktor dan regresi,
analisis jalur adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan
pengujian sebuah rangkaian hubungan relative rumit secara simultan[7], analaisis jalur dimaksudkan untuk menganalisis
serangkaian hubungan diantara variabel teramati dan variabel konstruk.
Kesesuaian model dengan konsep yang telah dibangun akan diuji dengan uji
kriteria goodness of fit,oleh karena itu sebelum melakukan kriteria
pengujian maka dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi normalitas data,
linieritas antara variabel, tidak terdapat gelaja multikolinieritas pada data.
Kriteria minimal yang dapat digunakan untuk menentukan fit atau
tidaknya model dapat menggunakan Chi-Square Statistic, Goodness
of Fit Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI),
dan the Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)[8].
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Analisis terhadap uji kecocokan model dilakukan dengan menggunakan
kriteria goodness of fit. Hasil statistik goodness of
fit menunjukkan semua kriteria pengujian memiliki hasil yang sangat
baik (the model is saturated, the fit is perfect). Pengujian model yang
dilakukan menghasilkan konfirmasi yang sangat baik atas hubungan kausalitas
antar variabel. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas yang tidak
signifikan (pvalue = 1,00, chi-square = 0,00, RMSEA =
0). Dengan demikian maka model tersebut dapat diterima. Selanjutnya dilakukan
uji kecocokan model untuk meihat signifikansi hubungan yang ada pada setiap
variabel yang diobservasi. Evaluasi hubungan kausal dilakukan dengan
menggunakan nilai koefisien jalur (γ atau β) dan nilai–t (tvalue).
Hubungan diantara variabel dinyatakan signifikan apabila nilai-t lebih besar
dari 1.660. Dengan menggunakan program lisrel menghasilkan
diagram jalur yang menunjukkan nilai koefisien jalur (gambar 1) dan nilai-t
(gambar 2).
Gambar
1
Koefisien Diagram Jalur
Gambar 2
Diagram Jalur Nilai thitung
|
Hasil analisis pengaruh langsung variabel X1 (Lingkungan
Belajar) terhadap Y (Employability skills) yaitu P21 =
0,19 dengan arah positif yang bermakna bahwa hubungan antara lingkungan belajar
dan employability skills memiliki pengaruh yang positif.
Nilai thitung = 2,17, dengan tingkat signifikansi
0,05 dan jumlah responden (n) = 124 di peroleh angka ttabel =
1,66 sehingga thitung > ttabel (2,17
> 1,66). Nilai koefisien jalur untuk X2 (Sistem Pembelajaran) terhadap Y
(Employability skills) yaitu P23 = 0,21
dengan arah positif yang bermakna bahwa hubungan antara sistem pembelajaran
dan employability skills memiliki pengaruh yang positif.
Nilai thitung = 2,48 sehingga thitung > ttabel (2,48
> 1,66). Nilai koefisien jalur untuk X3 (Self concept) terhadap
Y (Employability skills) yaitu P31 =
0,18 dengan arah positif yang bermakna bahwa hubungan antara self
concept dan employability skills memiliki pengaruh
yang positif. Nilai thitung = 2,07 sehingga thitung > ttabel (2,07
> 1,66). Nilai koefisien jalur untuk X1 (Lingkungan Belajar) terhadap X3
(Self concept) yaitu P41 = 0,19 dengan arah
positif yang bermakna bahwa hubungan antara lingkungan belajar dan self
concept memiliki pengaruh yang positif. Hal ini dapat dilihat dari
nilai thitung = 2,17 sehingga thitung > ttabel (2,17
> 1,66) Nilai koefisien jalur untuk X2 (Sistem Pembelajaran) terhadap X3
(Self concept) yaitu P42 = 0,17 dengan arah
positif yang bermakna bahwa hubungan antara lingkungan belajar dan self
concept memiliki pengaruh yang positif. Hal ini dapat dilihat dari
nilai thitung = 1,99 sehingga thitung > ttabel (1,99
> 1,66). Nilai koefisien jalur P31-3 = 0,03,
dengan rincian X1 terhadap X3 sebesar 0,19 dan
X3 terhadap Y sebesar 0,18. Dengan demikian pengaruh tidak
langsung X1 terhadap Y melalui X3 P31-3 =
0,03 dengan nilai thitung = 1,50 sehingga thitung < ttabel (1,50P42-3= 0,03, dengan rincian
X2 terhadap X3 sebesar 0,17 dan X3 terhadap Y sebesar 0,18. Dengan demikian
pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3 P42-3 =
0,03 dengan nilai thitung = 1,43 sehingga thitung > ttabel (1,43
Pembahasan
Hasil-hasil statistik goodness of fit yang
digunakan untuk menilai kecocokan model yaitu Pvalue,
RMSEA, dan CFI menunjukkan kecocokan model yang cukup baik. Hasil ini
memberikan makna bahwa model hubungan kausal yang dibangun berdasarkan kajian
teoritis didukung oleh data empirik. Temuan ini dapat menjadi landasan dalam
pengembangan employability skills mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas
Negeri Makassar, melalui intervensi terhadap faktor-faktor penentu yang
terbukti secara empirik berpengaruh terhadap pengembangan employability skills
mahasiswa.
Pengaruh variabel lingkungan belajar terhadap
kompetensi employability skills mahasiswa memiliki nilai yang signifikan dengan
koefisien jalur sebesar 0,19 serta nilai signifikansi t = 2,57. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar di FT UNM berpengaruh
secara signifikan terhadap pengembangan employability skills mahasiswa.
Beberapa referensi menunjukkan lingkungan belajar dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil-hasil belajar,
serta dapat mempengaruhi pengembangan kemampuan intelektual mahasiswa, seperti
berpikir kreatif dan kritis, kemampuan beradaptasi, kemampuan memecahkan
masalah, kemampuan mengelola diri dalam belajar, kemampuan komunikasi,
kemampuan interpersonal, bekerja sama dalam tim, berpikir reflektif, bekerja
secara mandiri, serta kemampuan berpikir lintas disiplin ilmu.
Dari hasil penelitian ini, bahwa employability skills mahasiswa
FT UNM bisa dilihat sebagai pengaruh dari lingkungan belajar, namun perlu untuk
mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar lingkungan belajar yang tidak
dilihat dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan Stephen
Rushton (2001), Aviv Roy Rahman (2012), dan Priyakorn Pusawiro (2011) memiliki
hasil yang sama dengan penelitian ini bahwa lingkungan belajar diyakini menjadi
variable yang dapat mempengaruhi employability skills peserta
didik.
Hubungan langsung antara sistem pembelajaran
dengan employability skills juga memiliki nilai yang signifikan dengan
koefisien jalur 0,21 serta nilai signifikansi t = 2,84, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sistem pembelajaran di FT UNM memiliki pengaruh signifikan terhadap employability
skills mahasiswa. Maka hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
telah dilakukan oleh Puspa S.P (2009), I Made Suarta (2012) secara implisit
menyimpulkan bahwa sistem pembelajaran memiliki peran yang urgen dalam
pencapaian suatu tujuan dan pembentukan pengetahuan peserta didik baik itu
secara sikap maupun pengetahuan.
Terdapat beberapa faktor yang juga turut
mempengaruhi secara bersama maupun berdiri sendiri yang tidak diobservasi dalam
penelitian. Robinson (2006:82) mengidentifikasi program-program akademik,
program internal kampus, dan program eksternal kampus memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pengembangan employability skills.
Sementara itu, penelitian yang dilakukan Ogbeide (2006:1) pada mahasiswa
tingkat akhir hasilnya ditentukan oleh kombinasi program akademik dan
nonakademik (89,55%), dan hanya sekitar 10,45% yang menyatakan pengembangan
employability skills ditentukan oleh program-program akademik. Hasil penelitian
ini memberikan indikasi bahwa upaya pengembangan dan peningkatan
kompetensi employability skills mahasiswa di FT
UNM bisa dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai bentuk simulasi
pembelajaran baik yang bersifat akademik maupun non-akademik.
Self
concept memiliki hubungan yang signifikan terhadap employability
skills mahasiswa hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien jalur
sebesar 0,18 serta nilai signifikansi t = 2,07, Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa self concept mahasiswa FT UNM memiliki
pengaruh terhadap employability skills. Secara teori seseorang
yang memahami self concept dan mampu menjadikannya sebagai
alat evaluasi hasilnya seseorang akan dengan mudah memahami berbagai macam
kompetensi Baumeister (1999), Carl Rogers (1959). Maka hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sahputra (2009), Tri Ani Hastuti (2011), Irawati
(2012) mendukung hasil penelitian ini juga bahwa self concept dapat
menjadi variabel dalam meningkat kompetensi peserta didik dan/ atau mahasiswa.
Dalam penelitian ini lingkungan belajar dan sistem pembelajaran
memiliki hubungan tidak langsung terhadap employability skills melalui self
concept mahasiswa namun hubungan yang terjadi tidak signifikan dengan
nilai koefisien jalur sebesar 0,3. Hal ini dapat dicermati selanjutnya karena
dalam beberapa penelitian menyebutkan bahwa lingkungan belajar dan sistem
pembelajaran melalui self concept dapat membentuk kemampuan
peserta didik secara signifikan (I Made Suarta, 2009). Hasil penelitian ini
juga menyimpulkan bahwa self concept tidak dapat dipandang
sebagai sebuah variabel yang moderat yang secara khusus dapat meningkatkan
kemampuan employability skills akan tetapi bersama-sama dengan
variabel lainnya.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa employability
skills mahasiswa dapat dilakukan melalui pengembangan lingkungan yang
baik, sistem pembelajaran, dan self concept. Maka dari
itu employability skills tidak bisa dilepaskan
dari lingkungan belajar, sistem pembelajaran, dan konsep diri mahasiswa. Ketiga
variabel merupakan prediktor yang signifikan untuk melihat tahap awal
keberhasilan karir mahasiswa selanjutnya. Dengan demikian lingkungan belajar
yang diciptakan, sistem pembelajaran yang digunakan, dan self concept mahasiswa
hendaknya dilakukan beberapa perubahan yang dinilai signifikan agar
kompotensi employability skills juga dapat berkembang pada
peserta didik atau mahasiswa.
Kesimpulan dan Saran
Lingkungan belajar yang meliputi lingkungan fisik kampus,
lingkungan budaya kampus, dan lingkungan sosial kampus berpengaruh
terhadap employability skills, oleh karena itu lingkungan belajar
akan mengakibatkan peningkatan employability skills mahasiswa.
Sistem pembelajaran memiliki pengaruh langsung yang positif terhadap employability
skills, oleh karena itu membenahi sistem pembelajaran berdasarkan atribut
yang terdapat pada penelitian ini akan mengakibatkan peningkatan employability
skills mahasiswa. Self concept berpengaruh secara positif terhadap employability
skills mahasiswa, oleh karena itu mahasiswa yang memiliki self
concept yang tinggi akan berakibat pada peningkatan employability
skills mahasiswa tersebut. Lingkungan belajar terhadap self concept menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan, artinya dengan perbaikan sektor
lingkungan belajar akan mengakibatkan self concept mahasiswa
semakin baik. Pada variabel sistem pembelajaran terhadap self concept menunjukkan
pengaruh yang positif dan signifikan, artinya pembenahan pada sistem
pembelajaran akan mengakibatkan self concept mahasiwa semakin
baik.
Kepada pihak kampus agar setiap program yang berorientasi pada
kompotensi skills mahasiswa kiranya dapat meningkatkan aspek
lingkungan meliputi perbaikan infrastruktur kampus dan pengembangan
suprastruktur kampus. Pihak kampus dapat membenahi sistem pembelajaran yang
telah teruji dalam penelitian ini agar dapat meningkatkan kompetensi peserta
didik seperti materi yang sebaiknya sesuai dengan kebutuhan akan pasar kerja,
dan kreasi dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan. Diharapkan pada
masa-masa mendatang agar kiranya setiap satuan pendidikan mampu mengembangkan
metode dan strategi pembelajaran yang berkaitan dengan emloyability skills.
Disarankan kepada institusi pendidikan terkhusus pihak kampus agar kiranya menciptakan
lingkungan belajar yang telah teruji dalam penelitian ini memiliki pengaruh
terhadap self concept mahasiswa, seperti relasional antara
dosen dan mahasiswa dan kualitas sumber daya tenaga pengajar. Disarankan kepada
mahasiswa agar mampu memahami dan mengonsepsikan dirinya sebagai evaluasi atas
pencapaian yang telah didapatkan serta mampu mengembangkan dirinya sendiri.
Daftar Pustaka
Agustiani, Hendriati. Psikologi
perkembangan, pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri. Bandung;
PT.Refika Aditama, 2006.
Anshari, Hafi, Pengantar Ilmu
Pendidikan. Surabaya; Usaha Nasional, 1982.
Badan Pusat Statistik Nasional. Survei
Angkatan Kerja Nasional, Jakarta, 2014.
Conferenceboardca. “Conference board of Canada
(2000)”. Online. http://www.conferenceboard.ca/topics/education/learning-tools/employability-skills.aspx (diakses
30 Maret 2015).
Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta; Bumi Aksara, 2008.
Department of Education, Qualification
Employability Skills, Canberra, CSH Industry Skills Council, 2007.
Dhewanti, “Pengaruh Lingkungan Sekolah dalam
Proses Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Peserta didik”. Tesis, UNY, 2012.
Edi Riadi, Aplikasi Lisrel Untuk
Penelitian Nalisis Jalur. Yogyakarta; Andi, 2013
Fazlinda Ab Halim, Journal of Technical
Education and Training (JTET) vol. 3, http://penerbit.uthm.edu.my/ojs/index.php/JTET (diakses
tanggal 6 April 2015).
Ghozali, Imam. Aplikasi : Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3, Semarang; Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2005.
Gibb, Jennifer, Generic skills in vocational
education and training. Adelaide SA: National Centre for Vocational
Education Research Ltd, 2004.
Gulo, W. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta; Grasindo, 2005.
Hartoyo, dkk, “Reformulasi Pendidikan Kejuruan
dan Vokasi Indonesia Abad 21”. Yogyakarta, UNY, 2009.
Haryanto, "Pengertian Belajar Menurut
Ahli", online http://belajarpsikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/
(diakses tanggal 27 Oktober 2015)
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan.
Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2008.
Hastuti, Tri Ani, dkk. “Pengaruh
Proses Pembelajaran Terhadap Pengembangan self concept Mahasiswa” (Penelitian
hibah, UNY, 2011).
Herri Mulyono, “Membersiapkan Data Untuk Analisa
Kuantitatif”. online https://myenglish01.wordpress.com/2014/07/31/data-screening-membersiapkan-data-untuk-analisa-kuantitatif/
(diakses 4 April 2016)
Human Development Index 2014, UNDP
(Online) http://hdr.undp.org/en/content/table-1-human-development-index-and-its-components
(diakses 2 April 2015).
Husein, Aklhan dan Rahman, Perencanaan
Pengajaran, Jakarta; Depdiknas, 1996.
Index of Cognitive Skils and Educational
Attaintment, TLCV (Online) http://thelearningcurve.pearson.com/index/index-ranking/z-a (diakses
2 april 2015).
Kementrian Pendidikan Nasional. Strategi
Jangka Panjang Pendidikan, Jakarta, 2010.
Kurniajati, Sandy. Environmental Factors
and Self Concept of The Street Childreen, Jurnal Stikes Volume 5,
2012.
Latan, Hengky, Struktural Equation
Modeling ; Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta, 2013.
Lintangsari, Retno, “Analisis Faktor Yang
Mempengaruhi Keberhasilan Peserta Didik”. Tesis, UNLAM, 2012.
Latif, M. Azhar (2012) “Pembelajaran Dalam
Standard Pendidikan” online
https://azharm2k.wordpress.com/2012/04/28/sistem-pembelajaran-dalam-standar-proses-pendidikan/
(diakses tanggal 27 Oktober 2015)
Moore, Effective instructional
strategies. London; Sage Publication, 2005.
National Network of BIA, Common
Emloyability Skills, NNBIA ; USA,2014).
Neny Irawati & Nurahma Hajat , Hubungan
antara Harga Diri dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 Jakarta Timur
(Jurnal Econo Sains; Jakarta, 2012)
Neolaka, Amos, Metode Penelitian dan
Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Niki Hairi Omar, dkk. “Graduates’ Employability
Skills Based on Current Job”. http://ccsenet.org, http://ccsenet.org/journal/index.php/ass/article/view/18545 (diakses
30 Maret 2015).
NNBIA, National Network of Business and Industry
Associations. NNBIA.org http://cte.ed.gov/employabilityskills/index.php/framework/index (diakses
30 Maret 2015).
Ogbeide, “Emloyability skills and students”.
University of Missouri; 2006.
Pratiwi, Puspa Setia. “Pengembangan
Sistem Pembelajaran Berbasis Knowledge System” (Tesis, Universitas Indonesia,
2009).
Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan
Teori dan Praktis. Bandung; Rosdakarya, 2011.
Pusawiro, Priyakorn. “Constructing
the learning environtment in classroom convivial computer tools for higher
education”, (Dissertation University Bremen; Jerman, 2011).
Puspitaningrum, Ike. “Self Concept”, online http://ikeningrum.blogspot.com/2011/03/self-concept.html
(di akses tanggal 30 Maret 2015).
Rahman, Aviv Roy. “Pengaruh motivasi, lingkungan
dan disiplin terhadap prestasi belajar siswa” http://eprints.uny.ac.id/view/creators/Avif_Roy=3ARahman=3A=3A.default.html (diakses
25 Maret 2015).
Robinson, Jackqulyn, P. The Workplace.
Alabama, Auburn University, 2000.
Rushton, Stephen & Elizabeth
Larkin, Education Journal Vol. 29, No. 1, London;
Brain development, 2001.
Sahid Raharjo, “Uji Analisis Regresi Linear
Ganda dengan SPSS”. online http://www.konsistensi.com/2013/05/uji-analisis-regresi-linear-ganda.html (diakses
4 April 2016)
Sahputra, Naam. “Hubungan Konsep Diri Dengan
Prestasi Akademik Mahasiswa”, (Tesis, USU Medan, 2009).
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran.
Jakarta; Kencana Prenada Group, 2008.
----------------. Perencanaan dan Desain
Sistem Pembelajaran. Jakarta; Kencana, 2008.
Santoso, Singgih, Konsep Dasar dan
Aplikasi SEM dengan Amos 22. Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, 2014.
Saul Mc. Leod, “Self Concept”, online, http://www.simplypsychology.org/self-concept.html
(diakses tanggal 30 Maret 2015).
Senge, Peter “The School That’s Learn”. Online. http://infed.org/mobi/peter-senge-and-the-learning-organization (diakses
30 Maret 2015).
Stern, Barry, DR. “Career and Workforce
Development Trends: Implications for Michigan Higher Education”. online http://www.equip123.net/docs/e3CiesFastBreakStern.ppt (di
akses 30 Maret 2015).
Suarta, I Made, Jurnal Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan edisi 48. Jogjakarta : UNY, 2012.
----------------, “Pengembangan
Konstruk Sistem Pembelajaran Pada Pendidikan Tinggi Vokasi”. (Disertasi,
Politeknik Negeri Bali, 2012).
Sudira, Putu. “Pendidikan Kejuruan di Era
Industri Berbasis Pengetahuan”. (online) http://www.scribd.com/doc/253510210/Pendidikan-Kejuruan-Di-Era-IndustriBerbasis-Pengetahuan#scribd
(diakses 30 Maret 2015).
Sugiyono. Statistika Untuk penelitian.
Bandung: Alfabeta cetakan ke 25, 2014.
-----------, Metode Penelitian
Bisnis. Cetakan Kesembilan. Bandung : CV Alfabeta, 2007.
Supratman, Atwi. Desain Instruksional
Modern, Bandung ; Erlangga, 2012.
Supriyadi, Edy. SPSS+AMOS, Perangkat
Lunak Statistik : Mengolah Data Untuk Penelitian, Jakarta : In
Media, 2014
Trianto, Mendesain Pembelajaran Inovatif
Progresif, Jakarta : Kencana, 2009
Trochim, William M.K. “Research methods
knowledge Base”, Social Research Method. Online; http://www.socialresearchmethods.net/kb/scallik.php (diakses
17 April 2015).
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 49, ayat 1.
Wahyu Widhiarso,
“Prosedure Uji Linieritas pada Hubungan antar Variabel”. online http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/prosedur-uji-linieritas-pada-hubungan-antar-variabel/ (diakses
4 April 2016)
Wibawa, Basuki, Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Surabaya: Kertajaya Dutamedia, 2005.
21century skills,
“Framework definition”. http://www.p21.org/ (diakses 30 Maret
2015).